DATA DIGITAL

Minggu, 22 Mei 2022

Apa Peran Pendidikan berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara

 

Berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara, setiap pendidik harus mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid yang harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir dan batin tidak tergantung pada orang lain. Sebagai Pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. 

Dasar-dasar Pendidikan menurut Ki Hajar

“Pendidik itu menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kodrat anak”

Penuntun itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Salah satu alasan awal sebagai pendidik adalah memaknai dan menghayati pribadi kita sebagai manusia yang merdeka untuk terus belajar.

Peran pendidik berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu menyiapkan bahan ajar yang seru serta mendampingi dan memahami murid untuk mencapai tujuan belajar. Guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa karena kelak murid akan menjadi dewasa menjadi bagian atau bahkan memimpin masyarakat yang akhirnya akan membentuk kebudayaan kita di masa depan. Kehidupan saat ini adalah buah dari Pendidikan, murid akan menjadi masyarakat masa depan.

Yang kita lakukan adalah dengan beragam impian siswa, potensi dan kebutuhan di kelas mengutip peryataan Ki Hajar Dewantara:

“Memberi ilmu demi kecakapan hidup anak manusia baik hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti seluas-luasnya. Bagaimana peran untuk menuntun perjalan perjalanan Belajar mereka yaitu pada akhirnya menemukan siapa diri mereka menghantarkan untuk menuju cita-cita.

Peran seorang pendidik sangat besar. Hal apapun yang kita lakukan di kelas dari segi memfasilitasi proses belajar, metode kerja kelompok atau hal kecil berupa ucapan pujian maupun cemoohan atau hal kecil yang tidak sengaja terucap akan meninggalkan makna bagi murid yang kelak akan menjadi bagian dari masyarakat.

Setiap hal kecil yang kita sampaikan akan berkontribusi pada kecakapan hidup anak saat dewasa. Seperti yang dilakukan di kelas yaitu memfasilitasi proses belajar, guru hadir secara utuh membentuk kebudayaan masa depan dan sedang membentuk masyarakat, membentuk budaya masa depan melalui siswa kita.

Murid seringkali terinspirasi dari bapak ibu guru karena sebagai guru kita ingin memberikan pengaruh-pengaruh yang baik di masa depan murid. Sosok guru yang dikagumi adalah yang bertutur kata lembut, menyimak pendapat kita, dan menyemangati. Beriringan dengan mengingat pengalaman yang menyenangkan, pengalaman kurang menyenangkan yang di alami oleh murid dari sosok guru antara lain rasa takut, terintimidasi guru yang galak, dipermalukan di depan kelas.

Sosok guru yang diharapkan antara lain:

  1.         Dapat memberikan energi postif pada murid
  2.         Dapat membuat murid untuk terus tertarik untuk belajar
  3.         Ingin menjadi murid yang membekali dengan kemampuan untuk terus belajar hingga akhir hayat
  4.          Berkolaborasi
  5.         Menjadi pribadi yang memiliki empati
  6.         Menciptakan suasana belajar yang selamat dan Bahagia
  7.         Sosok guru yang dikagumi dan diidolakan
  8.         Menjadi sosok guru yang menyenangkan
  9.    Beradaptasi dengan perubahan yang ada misalnhya pada masa pandemi dan perkembangan teknologi informasi
  10.          Menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid

Ki Hajar:

“Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual), dan tubuh anak.” Tidak hanya materi yang kita ajar, tetapi juga semua tingkah laku, tutur kata dan cara mengajar akan membekas membentuk murid-murid sebagaimana kita dibentuk oleh guru kita dahulu. Ciptakan rasa takjub dan kasmaran belajar pada murid-murid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.