DATA DIGITAL

Rabu, 01 Juni 2022

Kurikulum Berdiferensiasi dan Kurikulum Merdeka

A. KURIKUKUM DIFERENSIASI

Kurikulum berdiferensiasi adalah proses modifikasi atau adaptasi kurikulum sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang berbeda dalam satu kelas (UNESCO, 2004). Di dalam kurikulum haruslah terdapat :

1.       konteks yaitu apa yang dipelajari dan apa yang akan diajarkan.

2.       Metode belajar mengajar yaitu bagaimana penyempaiannya.

3.       Ujian, yakni bagaimana pembelajaran itu dinilai.

4.       Sumber daya yang digunakan misalnya buku yang digunakan.

Aspek kurikulum yang Berdiferensiasi :

Konten => mengacu pada apa yang dipelajari dan materi pelajaran yang disajikan kontennya.

Proses => mengacu pada modifikasi aktivitas instruksional atau model pengajaran yang digunakan oleh guru untuk memastikan bahwa siswa menggunakan "keterampilan kunci" untuk menganalisis gagasan dan informasi.

Produk => adalah keluaran atau sarana di mana siswamendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari.

Jenis-jenis kurikulum yang berdiferensiasi :

1. Prescribed Curriculum and Instruction

Melibatkan pengetahuan dasar dan keterampilan untuk semua anak pada umumnya. Namun, kurikulum yang ditentukan tidak mencakup kompleksitas dan tingkat tantangan yang sesuai untuk anak berbakat. 

2. Teacher-Differentiated Curriculum

Dibuat modifikasi, karakteristik dan gaya belajar diakui, pembelajaran lebih maju dan konsep diferensiasi diintegrasikan ke dalam kelas reguler dan kelas unggul. Diferensiasi diselesaikan oleh para guru, peserta didik memiliki pilihan, sesuai yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kognitif yang terdiferensiasi bagi yang berbakat.

3. Learner-Differentiated Curriculum

Pada tingkat ini penekanan harus ditempatkan pada pengembangan "total" pelajar, termasuk keterlibatan mendalam dalam ranah afektif.


B. KURIKULUM MERDEKA

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) mengeluarkan kebijakan dalam pengembangan Kurikulum Merdeka yang diberikan kepada satuan pendidikan sebagai opsi tambahan dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan Kemendikburistek terkait kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.

Terdapat 3 opsi penerapan kurikulum, yaitu:

1.       Kurikulum 2013

2.       Kurikulum darurat (K-13 yang disederhanakan)

3.       Kurikulum merdeka

Pemulihan pembelajaran tahun 2022 s.d. 2024, Kemendikburistek mengeluarkan kebijakan bahwa sekolah yang belum siap untuk menggunakan kurikulum merdeka masih dapat menggunakan Kurikulum 2013 sebagai dasar pengelolaan pembelajaran, begitu juga Kurikulum Darurat yang merupakan modifikasi dari kurikulum 2013 masih dapat digunakan oleh satuan Pendidikan tersebut.

Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka

Strategi pertama, Rute Adopsi Kurikulum Merdeka Secara Bertahap, pendekatan strategi ini adalah bagaimana memfasilitasi satuan pendidikan mengenali kesiapannya sebagai dasar menentukan pilihan implementasi kurikulum merdeka serta memberikan umpan balik berkala (3 bulanan) untuk memetakan kebutuhan penyesuaian dukungan implementasi kurikulum merdeka dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Strategi kedua, Menyediakan Asesmen & Perangkat Ajar (High Tech), pendekatan strategi yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang berfungsi dalam menyediakan beragam pilihan asesmen dan perangkat ajar (buku teks, modul ajar, contoh projek, contoh kurikulum) dalam bentuk digital yang dapat digunakan satuan pendidikan dalam melakukan pembelajaran berdasarkan kurikulum merdeka.

Strategi ketiga, Menyediakan Pelatihan Mandiri & Sumber Belajar Guru (High Tech), pendekatan strategi yang juga menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang berfungsi dalam melakukan pelatihan mandiri kurikulum merdeka yang dapat diakses secara daring oleh guru dan tenaga kependidikan untuk memudahkan adopsi kurikulum merdeka disertai sumber belajar dalam bentuk video, podcast, atau ebook yang bisa diakses daring dan didistribusikan melalui media penyimpanan (flashdisk).

Strategi keempat, Menyediakan Narasumber Kurikulum Merdeka (High Touch), pendekatan strategi yang digunakan dalam menyediakan narasumber kurikulum merdeka dari Sekolah Penggerak/SMK PK yang telah mengimplementasikan kurikulum merdeka. Pengimbasan bisa dilakukan dalam bentuk webinar atau pertemuan luring yang diadakan pemerintah daerah atau satuan pendidikan. Pertemuan luring bisa dilakukan dalam bentuk seminar tatap muka, workshop, maupun pertemuan lainnya yang di lakukan di daerah maupun satuan pendidikan.

Strategi yang terkahir adalah strategi kelima, Memfasilitasi Pengembangan Komunitas Belajar (High Touch), Komunitas belajar dibentuk oleh lulusan Guru Penggerak maupun diinisiasi Pengawas Sekolah sebagai wadah saling berbagi praktik baik adopsi kurikulum merdeka di internal satuan pendidikan maupun lintas satuan pendidikan.

C. PLATFORM MERDEKA MENGAJAR



Platform Merdeka Mengajar (PMM) merupakan platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk pendidik dalam mewujudkan Pelajar Pancasila yang memiliki fitur Belajar, Mengajar, dan Berkarya.

Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka, dalam fitur Mengajar, ada fitur Perangkat Ajar yang dapat digunakan oleh Guru dan Tenaga Kependidikan dalam mengembangkan diri, saat ini tersedia lebih dari 2000 referensi perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka. Fitur asesmen murid yang dikembangkan untuk membantu guru dan tenaga kependidikan melakukan analisis diagnostik terkait kemampuan peserta didik dalam literasi dan numerasi dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik.