A. KURIKUKUM DIFERENSIASI
Kurikulum
berdiferensiasi adalah proses modifikasi atau adaptasi kurikulum sesuai dengan
tingkat kemampuan siswa yang berbeda dalam satu kelas (UNESCO, 2004). Di dalam
kurikulum haruslah terdapat :
1.
konteks yaitu apa yang
dipelajari dan apa yang akan diajarkan.
2.
Metode belajar mengajar
yaitu bagaimana penyempaiannya.
3.
Ujian, yakni bagaimana
pembelajaran itu dinilai.
4.
Sumber daya yang
digunakan misalnya buku yang digunakan.
Aspek
kurikulum yang Berdiferensiasi :
Konten
=> mengacu pada apa yang dipelajari dan materi pelajaran yang disajikan
kontennya.
Proses
=> mengacu pada modifikasi aktivitas instruksional atau model pengajaran
yang digunakan oleh guru untuk memastikan bahwa siswa menggunakan
"keterampilan kunci" untuk menganalisis gagasan dan informasi.
Produk
=> adalah keluaran atau sarana di mana siswamendemonstrasikan apa yang telah
mereka pelajari.
Jenis-jenis kurikulum yang berdiferensiasi :
1. Prescribed Curriculum and Instruction
Melibatkan pengetahuan dasar dan keterampilan untuk semua anak pada umumnya. Namun, kurikulum yang ditentukan tidak mencakup kompleksitas dan tingkat tantangan yang sesuai untuk anak berbakat.
2. Teacher-Differentiated Curriculum
Dibuat
modifikasi, karakteristik dan gaya belajar diakui, pembelajaran lebih maju dan
konsep diferensiasi diintegrasikan ke dalam kelas reguler dan kelas unggul.
Diferensiasi diselesaikan oleh para guru, peserta didik memiliki pilihan,
sesuai yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kognitif yang terdiferensiasi
bagi yang berbakat.
3. Learner-Differentiated Curriculum
Pada
tingkat ini penekanan harus ditempatkan pada pengembangan "total"
pelajar, termasuk keterlibatan mendalam dalam ranah afektif.
B. KURIKULUM MERDEKA
Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) mengeluarkan
kebijakan dalam pengembangan Kurikulum Merdeka yang diberikan kepada satuan
pendidikan sebagai opsi tambahan dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran
selama 2022-2024. Kebijakan Kemendikburistek terkait kurikulum nasional akan
dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.
Terdapat
3 opsi penerapan kurikulum, yaitu:
1.
Kurikulum 2013
2.
Kurikulum darurat (K-13
yang disederhanakan)
3.
Kurikulum merdeka
Pemulihan pembelajaran tahun 2022 s.d. 2024, Kemendikburistek mengeluarkan kebijakan bahwa sekolah yang belum siap untuk menggunakan kurikulum merdeka masih dapat menggunakan Kurikulum 2013 sebagai dasar pengelolaan pembelajaran, begitu juga Kurikulum Darurat yang merupakan modifikasi dari kurikulum 2013 masih dapat digunakan oleh satuan Pendidikan tersebut.
Strategi
Implementasi Kurikulum Merdeka
Strategi
pertama, Rute Adopsi Kurikulum Merdeka Secara Bertahap, pendekatan strategi ini
adalah bagaimana memfasilitasi satuan pendidikan mengenali kesiapannya sebagai
dasar menentukan pilihan implementasi kurikulum merdeka serta memberikan umpan
balik berkala (3 bulanan) untuk memetakan kebutuhan penyesuaian dukungan
implementasi kurikulum merdeka dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Strategi
kedua, Menyediakan Asesmen & Perangkat Ajar (High Tech), pendekatan
strategi yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang berfungsi
dalam menyediakan beragam pilihan asesmen dan perangkat ajar (buku teks, modul
ajar, contoh projek, contoh kurikulum) dalam bentuk digital yang dapat
digunakan satuan pendidikan dalam melakukan pembelajaran berdasarkan kurikulum
merdeka.
Strategi
ketiga, Menyediakan Pelatihan Mandiri & Sumber Belajar Guru (High Tech),
pendekatan strategi yang juga menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
yang berfungsi dalam melakukan pelatihan mandiri kurikulum merdeka yang dapat
diakses secara daring oleh guru dan tenaga kependidikan untuk memudahkan adopsi
kurikulum merdeka disertai sumber belajar dalam bentuk video, podcast, atau
ebook yang bisa diakses daring dan didistribusikan melalui media penyimpanan
(flashdisk).
Strategi
keempat, Menyediakan Narasumber Kurikulum Merdeka (High Touch), pendekatan
strategi yang digunakan dalam menyediakan narasumber kurikulum merdeka dari
Sekolah Penggerak/SMK PK yang telah mengimplementasikan kurikulum merdeka.
Pengimbasan bisa dilakukan dalam bentuk webinar atau pertemuan luring yang
diadakan pemerintah daerah atau satuan pendidikan. Pertemuan luring bisa
dilakukan dalam bentuk seminar tatap muka, workshop, maupun pertemuan lainnya yang
di lakukan di daerah maupun satuan pendidikan.
Strategi
yang terkahir adalah strategi kelima, Memfasilitasi Pengembangan Komunitas
Belajar (High Touch), Komunitas belajar dibentuk oleh lulusan Guru Penggerak
maupun diinisiasi Pengawas Sekolah sebagai wadah saling berbagi praktik baik
adopsi kurikulum merdeka di internal satuan pendidikan maupun lintas satuan
pendidikan.
C. PLATFORM MERDEKA MENGAJAR
Platform
Merdeka Mengajar (PMM) merupakan platform edukasi yang menjadi teman penggerak
untuk pendidik dalam mewujudkan Pelajar Pancasila yang memiliki fitur Belajar,
Mengajar, dan Berkarya.
Platform
Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik
mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka, dalam fitur Mengajar, ada fitur
Perangkat Ajar yang dapat digunakan oleh Guru dan Tenaga Kependidikan dalam
mengembangkan diri, saat ini tersedia lebih dari 2000 referensi perangkat ajar
berbasis Kurikulum Merdeka. Fitur asesmen murid yang dikembangkan untuk
membantu guru dan tenaga kependidikan melakukan analisis diagnostik terkait
kemampuan peserta didik dalam literasi dan numerasi dengan cepat sehingga dapat
menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan
peserta didik.